Persoalan daging sapi adalah salah satu
isu sektor pertanian yang mengemuka beberapa waktu terakhir. Tingginya
tingkat konsumsi daging sapi nasional belum diimbangi dengan
produktivitas sapi nasional. Pemerintah kemudian mengambil kebijakan
impor, baik berupa daging maupun bakalan sapi.
Angka impor bakalan sapi yang tinggi,
tidak disadari akan berdampak pada pemenuhan kebutuhan pakan ternak. Di
sisi lain, masih ada lahan tidak produktif yang tidak diusahakan.
Direktorat Kajian Strategis dan Kebijakan Pertanian (KSKP) IPB melihat
ada potensi lahan yang bisa dimanfaatkan untuk pengembangan hijauan
pakan ternak.
Salah satu lahan yang menjadi model
pengembangan hijauan pakan ternak (rumput odot) dengan memanfaatkan
lahan non produktif adalah lahan di Kampung Cibilik, Desa Nanggerang,
Kabupaten Sukabumi. Penanaman rumput odot di kampung yang berbatasan
dengan Taman Nasional Gede-Pangrango ini dilakukan di lahan seluas 2 ha.
Kasubdit Kajian Strategis dan Program Aksi, Handian Purwawangsa, S.Hut,
M.Si dalam pengantarnya menyampaikan bahwa model pengembangan hijauan
pakan ternak ini adalah upaya nyata IPB dalam menyumbang solusi
penyediaan pakan ternak.
Pada hari Sabtu, 25 Januari 2014 yang
lalu, diselenggarakan acara Panen Perdana. Panen Perdana yang dibuka
oleh Direktur KSKP IPB, Dr.Ir. Dodik Ridho Nurrochmat, M.Sc.F.Trop ini
menandai awal pemanenan rumput odot di Kampung Cibilik. Acara ini juga
dihadiri oleh Camat Kecamatan Cicurug, Kepala Desa Nanggerang, Petani,
Tokoh Masyarakat dan Wartawan dari berbagai media.
Matahari yang bersinar cukup terik dan
angin yang berhembus kencang, tidak menyurutkan niat para hadirin untuk
melihat langsung lokasi pemanenan yang berada di lereng yang cukup
terjal. Rumput odot yang akan dipanen ini memiliki produktivitas sekitar
4 ton/ha. Dan dalam pemasarannya pun, sudah bekerjasama dengan PT.
Fajar Taurus sebagai perusahaan peternakan sapi yang siap membeli hasil
panen petani. (ew)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar